Jakarta, 21 April 2025 — Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, secara resmi membuka Executive Education Program for Young Political Leader Angkatan ke-18 yang diselenggarakan oleh Golkar Institute di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (21/4). Dalam sambutannya, Bahlil menegaskan pentingnya pendidikan politik sebagai wadah pembentukan karakter dan kepemimpinan bagi generasi muda, khususnya kader Partai Golkar.
“Pelatihan seperti ini jangan dimaknai sekadar seremoni. Saya tidak bisa meramal, tapi mungkin suatu hari nanti ada di antara kalian yang menjadi Ketua DPR,” ujar Bahlil.
Ia menekankan bahwa kepemimpinan adalah sebuah proses panjang yang tidak bisa diukur hanya dari gelar akademik, melainkan dari pengakuan yang lahir dari mereka yang pernah bekerja bersama dalam tim, dipimpin, atau berproses bersama.
“Nilai seorang pemimpin bukan diberikan dosen, bukan juga dinilai oleh diri sendiri. Nilai itu lahir dari pengakuan orang-orang yang pernah berinteraksi dan berproses bersama,” lanjutnya.
Sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Bahlil juga menyoroti pentingnya hilirisasi sebagai strategi ekonomi nasional yang tak bisa ditawar. Menurutnya, tidak ada negara berkembang yang mampu menjadi negara maju tanpa melakukan hilirisasi dan industrialisasi.
“Dalam berbagai teori, tidak ada satu pun negara berkembang yang bisa naik kelas menjadi negara maju jika hanya bergantung pada ekspor bahan mentah. Hilirisasi adalah proses menciptakan nilai tambah dari sumber daya alam yang kita miliki,” tegasnya.
Bahlil mencontohkan bahwa negara seperti Tiongkok berhasil menjadi kekuatan ekonomi dunia karena konsisten menjalankan hilirisasi, sementara Korea Selatan berhasil maju berkat strategi industrialisasi.
Ia juga meyakini, jika hilirisasi Indonesia diarahkan untuk menghasilkan produk substitusi impor, bangsa ini akan menjadi salah satu kekuatan yang disegani di tingkat global.
Di akhir pidatonya, Bahlil berpesan kepada para peserta untuk mencintai negara dengan sepenuh hati dan berani menolak intervensi asing dalam kebijakan nasional.
“Jangan biarkan negara lain mengatur kita. Apalagi kalian anak muda, jangan pernah mau diatur. Dan kalau kalian tidak masuk politik, maka kalian menyerahkan masa depan bangsa kepada orang-orang yang tidak paham politik,” tegasnya.
Bahlil juga menyoroti karakter generasi muda yang mencintai kebebasan berekspresi, independen, dan kreatif. Ia menilai Partai Golkar sebagai partai yang paling memahami semangat tersebut.
“Dalam catatan saya, salah satu partai yang bisa memahami suasana kebatinan anak muda adalah Partai Golkar,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Yayasan Golkar Institute, Ace Hasan Syadzily, menegaskan bahwa Golkar Institute berkomitmen membekali kader-kader muda melalui program pendidikan politik yang berbasis tiga pilar utama: politik, ekonomi, dan kepemimpinan.
“Golkar Institute bertujuan mencetak kader-kader yang memiliki kompetensi mengelola lembaga politik, menduduki jabatan-jabatan strategis, serta memiliki kapasitas dalam mengambil kebijakan publik yang tepat dan berdaya saing,” jelas Ace.
Ia menegaskan bahwa program ini bukan hanya ruang diskusi intelektual, melainkan juga kawah candradimuka untuk melahirkan pemimpin masa depan yang siap menghadapi tantangan zaman.





