Bahlil Lahadalia: Hilirisasi, Keterlibatan Anak Muda, dan Penguatan UMKM adalah Kunci Masa Depan Indonesia

Jakarta, 21 April 2025 — Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa masa depan Indonesia sangat bergantung pada keberanian dalam menerapkan hilirisasi industri secara menyeluruh, keterlibatan aktif generasi muda di bidang politik dan pembangunan, serta penguatan pelaku UMKM sebagai fondasi utama perekonomian nasional.

Hal ini disampaikan Bahlil saat membuka Executive Education Program for Young Political Leader Angkatan ke-18 yang diselenggarakan oleh Golkar Institute di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta.

Dalam pidatonya, Bahlil menekankan bahwa hilirisasi bukan sekadar jargon pembangunan, melainkan syarat mutlak bagi Indonesia untuk naik kelas menjadi negara maju. Ia mencontohkan Tiongkok yang berhasil memperkuat perekonomiannya lewat kebijakan industrialisasi, keterbukaan investasi, dan transfer teknologi sejak era 1980-an.

“Tidak ada satu pun negara yang bisa menjadi negara maju hanya dengan mengekspor bahan mentah. Hilirisasi membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan GDP, dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional,” tegas Bahlil, yang juga menjabat sebagai Menteri ESDM sekaligus Ketua Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional.

Selain hilirisasi, Bahlil juga menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam proses politik. Menurutnya, anak muda harus berani mengambil bagian, agar ruang-ruang pengambilan keputusan tidak diisi oleh sosok yang tidak memiliki kapasitas.

“Kalau kalian tidak masuk politik, kalian menyerahkan masa depan negara ini kepada mereka yang belum tentu paham. Jadi, pilihannya ada di tangan kalian,” ujarnya di hadapan para peserta.

Bahlil menegaskan bahwa pendidikan politik seperti yang dijalankan Golkar Institute adalah bagian penting dalam proses pembentukan karakter dan kepemimpinan, bukan sekadar seremoni.

“Leadership itu bicara tentang proses. Pengakuan kepemimpinan bukan datang dari nilai atau gelar, melainkan dari mereka yang pernah bersama kita dalam proses perjuangan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Bahlil juga menegaskan komitmen Partai Golkar dalam merangkul generasi muda dari berbagai latar belakang, sejalan dengan karakter partai yang terbuka, inklusif, dan berbasis kebangsaan.

“Partai Golkar bukan partai agama, tapi partai yang berdiri atas dasar cinta tanah air, keterbukaan, dan keberagaman. Kami memahami semangat anak muda yang kreatif dan dinamis,” ungkap Bahlil.

Tak kalah penting, Bahlil juga menyoroti peran strategis UMKM dalam perekonomian nasional. Menurutnya, UMKM yang menyerap sekitar 120 juta tenaga kerja merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, negara harus berpihak kepada pelaku UMKM jika ingin menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.

“Pemerataan ekonomi bukan berarti bagi-bagi uang, tapi memastikan seluruh rakyat, terutama UMKM, terlibat dalam pembangunan,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa pelibatan UMKM dalam hilirisasi akan memperkuat pemerataan ekonomi yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Menutup pidatonya, Bahlil mengajak para peserta untuk mencintai tanah air dengan aksi nyata dan berani menolak dominasi asing dalam pengambilan kebijakan nasional.

“Kalau kita punya wawasan dan keberanian, tunjukkan melalui kontribusi untuk bangsa ini,” pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Yayasan Golkar Institute, Ace Hasan Syadzily, menyampaikan bahwa Golkar Institute berkomitmen menjalankan pendidikan politik berbasis tiga pilar utama: politik, ekonomi, dan kepemimpinan.

“Golkar Institute hadir untuk mencetak kader muda yang tidak hanya mumpuni dalam mengelola lembaga politik, tapi juga memiliki kapasitas mengambil kebijakan publik yang strategis dan berdaya saing,” ujar Ace.

Ia menegaskan, program ini bukan sekadar forum akademis, tetapi juga menjadi wadah pembentukan karakter pemimpin yang tangguh dan siap menghadapi dinamika global.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *